Asosiasi Eco-Printer Indonesia (AEPI) Kalimantan, pada Minggu (6/2) menggelar acara ngecobar kulit. Kegiatan diadakan di masing-masing wilayah di Kalimantan. Di Banjarmasin Kalimantan Selatan ngecobar diadakan di Sadrina Gallery Jalan Anambas no 18 Banjarmasin, milik Evy Nurmina Sekretaris AEPI Kalimantan. Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 pagi hingga 16.30 sore WITA.
Tutor pada ngecobar di Banjarmasin Kalimantan Selatan ini adalah Dessy Tanjung, dari Jawa Tengah. Dessy Tanjung datang langsung dari Jawa Tengah untuk sharing ilmu tentang cara membuat ecoprint pada kulit. Sebelumnya Dessy juga pernah menjadi tutor kegiatan ngecobar pada kain, 26 Januari 2022 lalu.
Kebetulan Dessy sedang mengunjungi kerabat di Banjarmasin, sehingga kesempatan ini digunakan untuk bersilaturahmi dengan anggota AEPI di Kalimantan, sekaligus berbagi pengetahuan tentang cara membuat ecoprint pada kulit.
“Peserta khususnya di Banjarmasin sangat antusias mengikuti kegiatan ini, karena boleh dikatakan ngeco di kulit ini belum pernah dilakukan. Mungkin baru satu dua orang yang pernah mencoba,” jelas Evy Nurmina melalui pesan suara.
Peserta ngecobar di Banjarmasin berjumlah 10 orang berasal dari kota Banjarmasin dan sekitarnya, yang terbanyak dari Kota Banjar Baru, kemudian dari Kota Pelaihari (Tanah laut), dan Martapura (Kab. Banjar).
“Ngecobar pada media kulit ini, sudah kami jadwalkan sebagai agenda kegiatan AEPI Kalimantan untuk tahun 2022 ini,” jelas Siwi Hardani Ketua AEPI Kalimantan.
Kegiatan Ngecobar kulit baru pertama kali diadakan di Kalimantan, pada kegiatan ngecobar kulit ini dikenalkan macam kulit dan bagian kulit mana yang akan dieco. Sebelumnya Siwi Hardani membagikan tutorial kepada anggota AEPI Kalimantan, yang tersebar di kota kota Kalimantan Timur seperti Balikpapan, Samarinda, Bontang, Sangatta, Berau. Di Kaliamntan Barat ada di Kota Pontianak, Ketapang, Sintang. Di Kalimantan Tengah di Kota Palangkaraya dan di kota Tarakan, Kalimantan Utara. Satu persatu dikirimkan melalui pesan whatsapp.
Selain itu juga dijelaskan tips bagaimana sebaiknya ngeco di atas kulit. Salah satu diantaranya adalah memantau suhu pada steam kulit di kisaran 55-65 derajat, dan juga menggelar kulit di atas lantai apabila sudah diangkat dari kukusan.
Dalam keterangan tertulisnya yang disampaikan kepada Tim Multi Media AEPI melalui pesan whatsapp, Siwi Hardini mengatakan,“Tujuan kami adalah mengenalkan ecoprint di kulit, selain di kain dan kertas yang sudah pernah diajarkan. Serta menggali potensi untuk bisa dijadikan berbagai macam produk seperti tas, sepatu, jacket, pouch, gantungan kunci, dan berbagai macam produk dari kulit lainnya.”
“Harapan ke depan adalah supaya kita bisa menyediakan produk produk ecoprint yang lebih bervariasi lagi dan customer bisa memilih sesuai selera dan kebutuhannya.” Lanjut Siwi
Selain diadakan di Banjarmasin, ngeco kulit juga diadakan di kota Balikpapan. Kegiatan Ngecobar Kulit di Balikpapan diadakan di Rumah Batik, Tenun & Bordir dimulai dari jam 11.30-16.30 wita dan dihadiri oleh 6 ecoprinter dari kota Balikpapan, dipandu oleh Siwi Hardani. Ada juga peserta yang ngeco di rumah masing masing, dikarenakan kondisi geografis yang tidak memungkinkan untuk berkumpul di satu tempat. Yaitu dari Kota Barabai, serta di beberapa wilayah di Kalimantan. Untuk wilayah lain ada yang dikerjakan pada hari yang sama, ada juga yang berbeda hari karena banyak peserta yang masih menunggu kiriman pesanan kulit dari Jawa.
” Terima kasih ilmunya ibu ibu, ini pengalaman yang baru , bisa berkreasi di kulit,” tulis Nur Cahyani salah satu peserta ngecobar di Balikpapan melalui chat di grup AEPI Kalimantan.
Pada kesempatan ini, peserta mengexplore dan menggunakan dedaun ciri khas dari Kalimantan seperti daun galam, daun karangmunting, daun kenanga, serta dedaunan liar yang ada di sekitar tempat tinggal mereka, sebagai motif pada kulit.
Selanjutnya hasil karya peserta diunggah di media sosial dan grup whatsapp AEPI Kalimantan.
(/Tar)